Pedoman Perubahan Perilaku Masa Pandemi


Selama hampir dua tahun sudah kita berjuang melawan pandemi COVID-19. Gelombang pertama dan kedua kita lalui dengan jumlah kasus harian tertinggi 56.757 kasus pada 15 Juli 2021. Saat ini grafik kasus harian secara nasional sudah melandai dan dibawah rata-rata global. Indonesia termasuk negara yang dinilai mampu mengendalikan serangan pandemi COVID-19 dengan baik. Namun demikian, kita harus tetap waspada dan jangan abai. Pandemi COVID-19 belum selesai. Jangan kendor menerapkan perubahan perilaku penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak serta menghindari kerumunan dan mencuci tangan dengan sabun) selain meningkatkan cakupan vaksinasi, menguatkan aktivitas tes dan telusur, serta pembatasan kegiatan sosial masyarakat.

Upaya menjaga terkendalinya pandemi COVID-19 memerlukan kerjasama berbagai pihak, diantaranya pemerintah, pelaku usaha, akademisi, organisasi dan komunitas, serta media. Salah satu organisasi yang dipercaya dalam mengemban tugas mulia ini adalah Pramuka. Pramuka merupakan organisasi kepanduan terbesar di dunia yang dikenal tangguh, berani dan berkepribadian luhur. Keterlibatan Pramuka Indonesia sebagai duta perubahan perilaku merupakan salah satu bentuk nyata dari peran pramuka ditengah pandemi COVID-19.

Perilaku diartikan sebagai aksi atau tindakan seseorang terkait dengan diri sendiri maupun orang lain. Perubahan perilaku yang diharapkan terutama dalam hal:
  1. IMAN, yaitu beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing;
  2. AMAN, yaitu patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan COVID-19, yang sering dikenal dengan istilah 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun; dan
  3. IMUN, yaitu istirahat cukup, olahraga teratur, tidak panik, bergembira, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Mengapa Harus Memakai Masker
Semua orang wajib pakai masker agar terhindar dari penularan COVID-19. Kenakan masker dengan benar saat kita sedang mengalami gejala serupa COVID-19, terutama bila sudah curiga namun belum melakukan tes. Beberapa manfaat memakai masker antara lain sebagai berikut
Cara Memakai Masker
  1. MELINDUNGI DIRI SENDIRI. Masker mencegah masuknya droplet yang keluar saat kita batuk/bersin/berbicara sehingga kita tidak tertular.
  2. MELINDUNGI ORANG LAIN. Masker menahan droplet yang keluar saat kita batuk/bersin/berbicara sehingga tidak menularkan virus kepada orang lain.

Mengapa Menjaga Jarak Penting
Droplet yang keluar saat kita batuk, jika tanpa masker bisa meluncur sampai 2 meter. Saat berbicara tanpa masker, aerosol (uap air) bisa meluncur sejauh 2 meter. Saat bersin tanpa masker, droplet bisa meluncur sejauh 6 meter. Dengan menjaga jarak, kita bisa mengurangi risiko tertular/menulari.

Faktor-faktor yangharus dipertimbangkan ketika terpaksa haruskeluar rumah adalah sebagai berikut:
  1. Siapa? Makin banyak bertemuorang, makin berisiko tertular, apalagi bertemu dengan mereka yang tidak mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
  2. Di mana? Di tempat umum, tempat privat, tempat terbuka, tempat tertutup.Tempat umum yang tertutuppaling berisiko sebagai tempat penularan.
  3. Bagaimana? Mencari ruang untuk menjaga jarak. Makin kecil ruang untuk menjaga jarak, makin berisiko sebagai tempat penularan.
  4. Berapa lama? Makin lama,makin berisiko, terlebih apabila kita berbicara dalam waktu yang lama.

Mengapa Mencuci Tangan Penting
Virus mati dengan sabun dan air mengalir.Lakukan 6 langkah cuci tangan dengan benar, yaitucuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, atau cuci tangan memakai handsanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60%.

COVID-19 merupakan material kecilyang dibungkus oleh protein dan lemak.Sabun dapat melarutkannya sehingga virus hancur dan mati. Mencuci tangan sesering mungkin, terutama sebelum menyentuh mata, hidung, dan mulut.

Virus SARS-CoV-2 atau virus corona menyerang sistem pernapasan manusia dan menimbulkan gangguan ringan sampai berat, bahkan kematian. Penyakit yang disebabkan
oleh virus ini disebut COVID-19. COVID-19 dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali, termasuk anak muda. Kelompok ini memiliki imunitas yang lebih baik sehingga mungkin dapat terpapar tanpa menunjukkan gejala (asimtomatik), tetapi berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi orang-orang di sekitarnya (silent killer).

COVID-19 tidak ditularkan oleh hewan, tetapi menular antar manusia terutama dari orang-orang terdekat. COVID19 ditularkan melalui cipratan liur (droplet) yang dikeluarkan seseorang dari mulut atau hidung ketika bersin, batuk, bahkan saat berbicara. Droplet dapat jatuh dan menempel pada benda-benda di sekitar kita. Oleh karena itu, ketika kita memegang benda-benda tersebut, tangan kita berpotensi menjadi jalur transmisi penularan COVID-19 jika menyentuh hidung, mulut, dan mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar