Wayang kulit adalah seni pertunjukan tradisional Indonesia, khususnya di Jawa, yang menggunakan bayangan yang terbuat dari kulit kerbau atau sapi yang diukir. Wayang kulit dimainkan oleh seorang yang memainkan wayang di balik layar putih dengan sorotan lampu (dahulu menggunakan lampu minyak atau blencong, sekarang listrik) dari belakang. Pertunjukan ini diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan oleh sekelompok nayaga dan vokal oleh pesinden.
Punakawan berasal dari kata pun yang diambil dari pu yang memiliki arti empu atau tuanku, serta kata kawan yang memiliki arti teman atau sahabat. Jadi punakwan memiliki arti teman atau sahabat (pamong) dari empu atau tuanku. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah tanggap ing sasmita lan limpad pasanging garhita (peka dan peduli terhadap berbagai permasalahan).
Punakawan merupakan perwujudan dari sifat dan watak manusia. Semar melambangkan karsa (kehendak atau niat), Gareng melambangkan cipta (pikiran, rasio, dan nalar), Petruk melambangkan rasa (perasaan), Bawor melambangkan karya (usaha, perilaku, perbuatan). Jika keempat tokoh tersebut disatukan maka akan menjadi karsa, cipta, karya, rasa, dan budi pekerti yang disertai karya atau daya yang akan menjadi budidaya atau bersatunya budaya masyarakat yang dinamakan kebudayaan.
1. Semar
Semar adalah tokoh utama dalam Punakawan di pewayangan Jawa, dikenal sebagai sosok yang bijaksana, jujur, dan sakti, serta dianggap sebagai pemimpin bagi tiga punakawan lainnya. Ia juga merupakan perwujudan dewa yang hidup sebagai rakyat biasa, dan sering kali dianggap sebagai simbol dari kearifan, kerendahan hati, serta pelindung bagi kaum kecil.
Tokoh semar memiliki ciri khas yang mencolok, seperti kuncung putih di kepalanya yang melambangkan pikiran dan ide-ide yang jelas atau kreatif. Semar digambarkan dengan tubuh yang bulat dan gemuk, wajah bulat, mata yang tampak basah, tangan kanan yang menunjuk, tangan kiri yang mengepal dan kaki yang pendek.
Semar melambangkan kehendak yang mulia, sehingga ia tidak akan pernah tunduk atau melayani orang-orang yang berbuat jahat. Semar hanya bersedia mengabdi pada mereka yang berpeilaku baik dan memiliki budi pekerti yang luhur.
2. Gareng
Gareng adalah salah satu dari empat tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, yang digambarkan memiliki bentuk fisik tidak sempurna. Ia dikenal dengan sifatnya yang jujur, sabar, setia, toleran, suka menolong, dan rajin bekerja (sepi ing pamrih rame ing gawe).
Gareng memiliki ciri khas yang mencolok seperti mata juling, tangan kidal, dan kaki pincang. Cacat fisik ini melambangkan kewaspadaan, ketelitian, dan kehati-hatian. Gareng dikenal sebagai tokoh yang toleran, senang membantu, dan sepi ing pamrih rame ing gawe yang artinya rajin bekerja tanpa mengharapakan imbalan.
3. Petruk
Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, yang merupakan salah satu dari empat pelawak bersama Semar, Gareng, dan Bagong. Ia dikenal dengan penampilan fisik yang khas, berhidung panjang, dan memiliki sifat jenaka, cerdas, serta sabar. Selain sebagai pelawak, Petruk juga kerap menyampaikan pesan-pesan moral dan filosofis melalui cerita-cerita humornya.
Petruk memiliki tubuh yang besar dan tinggi, kepala besar, bahu yang lebar, mata cerah, senyuman yang lebar, serta tangan dan kaki yang panjang. Penggambaran fisik yang berlebihan ini melambangkan sifat tokoh yang selalu siap membantu dan penih kasih sayang terhadap orang lain.
4. Bawor
Bawor merupka tokoh punakawan anak tertua Semar dalam pewayangan Banyumasan, mirip dengan Bagong. Tokoh ini memiliki sifat jujur, ceplas-ceplos, tidak basa-basi, sederhana, dan humoris. Sifat-sifatnya dianggap mencerminkan karakter masyarakat Banyumas, seperti keterusterangan atau "cablaka".
Tokoh bawor dikenal sebagai wewayanganing atau bayangan Semar. Tokoh ini memiliki ciri fisik yang khas seperti tubuh yang bulat, mata melengkung, senyum yang lebar, serta badan yang bongsor. Fisik Bawor melambangkan pentingnya memiliki hati yang bahagia, semangat hidup, serta sikap yang dinamis dan optimis.
Tokoh Bawor mulai disosialisasikan sebagai maskot Banyumas pada masa Bupati Djoko Soedantoko (1988-1998) setelah Bambang S. Purwoko mengusulkannya pada tahun 1987. Ide ini didukung oleh masyarakat karena sifatnya yang mewakili nilai-nilai lokal Banyumas seperti kejujuran, keterusterangan (cablaka), dan humoris.
A. Berilah tanda silang (X) di depan huruf A, B, C, arau D di depan jawaban yang tepat !
| 1. | Arti kata punakawan dalam perwayangan adalah ... | |
| A. | teman atau sahabat yang bijaksana | |
| B. | musuh yang cerdik dan bijaksana | |
| C. | sahabat cerdik dan pengamatan tajam | |
| D. | penghibur yang setia dan baik | |
| Pembahasan : Jawaban : A. Arti kata punakawan dalam perwayangan adalah teman atau sahabat yang bijaksana. | ||
| 2. | Dalam pewayangan tokoh yang melambangkan kehendak adalah ... | |
| A. | Gareng | |
| B. | Petruk | |
| C. | Semar | |
| D. | Bawor | |
| Pembahasan : Jawaban : C. Dalam pewayangan tokoh yang melambangkan kehendak adalah Semar. | ||
| 3. | Dalam tradisi wayang makna dari " tanggap ing sasmita lan limpad pasanging grahita" adalah... | |
| A. | kemampuan berdebat dan beargumen | |
| B. | kepedulian dan kepekaan terhadap permasalahan | |
| C. | kemampuan berbahasa asing | |
| D. | kemampuan menyelesaikan masalah | |
| Pembahasan : Jawaban : B. Dalam tradisi wayang makna dari " tanggap ing sasmita lan limpad pasanging grahita" adalah peka dan peduli terhadap berbagai permasalahan. | ||
| 4. | Tokoh punakawan yang melambangkan rasa atau perasaan adalah ... | |
| A. | Gareng | |
| B. | Petruk | |
| C. | Bawor | |
| D. | Semar | |
| Pembahasan :damai Jawaban : B. Tokoh punakawan yang melambangkan rasa atau perasaan adalah Petruk. | ||
| 5. | Dalam pewayangan Banyumas, Bawor dikenal dengan tokoh yang melambangkan ... | |
| A. | cita-cita dan ambisi | |
| B. | kebijaksanaan dan pengetahuan | |
| C. | kejujuran dan kesederhanaan | |
| D. | pengetahuan dan kewibawaan | |
| Pembahasan : Jawaban : C. Dalam pewayangan Banyumas, Bawor dikenal dengan tokoh yang melambangkan kejujuran dan kesederhanaan | ||
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
- Semar dalam wayang kulit melambangkan ...(Semar melambangkan kehendak yang mulia).
- Di Banyumas Bagong dikenal dengan nama ...(Bawor).
- Tokoh Gareng melambangkan ....(cipta) yang berhubungan dengan pikiran, rasio atau nalar.
- Pada tahun...(1987) tokoh bawor mulai disosialisasikan sebagai maskot Banyumas.
- Tokoh Bagong melambangkan ...(karya) yang berhubungan denagn usaha, perilaku, atau perbuatan.
C. Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
- Tulislah makna kata "Punakawan" dalam konteks kebudayaan jawa! (Punakawan merupakan perwujudan dari sifat dan watak manusia. Semar melambangkan karsa (kehendak atau niat), Gareng melambangkan cipta (pikiran, rasio, dan nalar), Petruk melambangkan rasa (perasaan), Bawor melambangkan karya (usaha, perilaku, perbuatan)
- Jelaskan peran Semar dalam pewayangan Jawa dan bagaimana Semar melambangkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan manusia! (Semar melambangkan kehendak yang mulia, sehingga ia tidak akan pernah tunduk atau melayani orang-orang yang berbuat jahat).
- Bagaimana proses Bawor ditetapkan sebagai maskot Banyumas? (Tokoh Bawor memiliki sifat jujur, ceplas-ceplos, tidak basa-basi, sederhana, dan humoris. Sifat-sifatnya dianggap mencerminkan karakter masyarakat Banyumas, seperti keterusterangan atau "cablaka").
- Tulislah masing-masing sifat punakawan! (Semar yang bijaksana, rendah hati, dan jujur; Gareng yang berhati-hati, suka menolong, dan rajin bekerja; Petruk yang optimis dan suka bercanda namun mengajarkan untuk berhati-hati dan bertanggung jawab; dan Bagong yang sederhana, sabar, dan memiliki sifat ikhlas. )
- Apa hal baik yang dapat kamu ambil dari cerita Punakawan? (Tokoh-tokoh ini (Semar, Gareng, Petruk, Bagong) berfungsi sebagai penasihat, penghibur, dan penyampai kritik sosial, yang mewakili kebijaksanaan rakyat biasa. )
Demikian pembahasan mengenaiTokoh Punakawan Dalam Wayang Jawa. Semoga tulisan ini bermanfaat.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar